Siapa sangka kerupuk menjadi makanan (kesukaan) saya dan beberapa pecinta lainnya? Kerupuk yang tidak baik bagi kesehatan, kerupuk yang hanya begitu-begitu saja, kerupuk yang memang tidak terlihat istimewa, kerupuk yang murahan, dan berbagai statement buruk lain yang bisa dilontarkan untuk makanan macam kerupuk. Akan tetapi, walaupun ada seratus macam statement seperti itu, saya tidak yakin akan menyurutkan niat saya untuk makan kerupuk.
Bagi saya, kerupuk menjadi
salah satu ‘sumber’ rasa makanan. Pernah merasakan makanan hambar ‘kan? Nah,
makanan hambar akan menjadi sangat nikmat ketika dikombinasikan dengan kerupuk.
Itulah alasan utama saya untuk selalu menyediakan kerupuk di ‘meja makan’.
Menurut KBBI, kerupuk adalah
makanan yang dibuat dari adonan tepung dicampur dengan lumatan udang atau ikan,
setelah dikukus disayat-sayat tipis atau dibentuk dengan alat cetak dijemur
agar mudah digoreng. Dan saya tidak menyangka bahwa kata kerupuk itu berhomonim. Masih merujuk ke KBBI, arti kedua untuk kata
kerupuk adalah kebingungan;
tergopoh-gopoh; gugup. Lalu, apa hubungannya antara arti pertama dan kedua itu?
Saya berniat ‘iseng’ untuk
menarik benang merah antara keduanya. Walaupun saya tahu bahwa kata yang
berhomonim itu wajar jika memiliki arti yang jauh berbeda. Seperti kata bisa yang saya yakin antara arti
pertama, ‘dapat’ dan arti kedua, ‘racun’ itu lebih sulit dicari titik temunya.
Berdasar pengalaman saya
yang juga sudah saya ceritakan sebelumnya, salah satu alasan utama saya makan
kerupuk adalah penambah rasa. Saya
tidak pandai mengira-ngira seberapa banyak saya harus menambahkan garam, kecap,
merica, dan semacamnya dalam makanan saya. Saya adalah orang yang terima jadi. Nah, untuk mengatasi
kebimbangan saya dalam masalah rasa
makanan, kerupuk menjadi salah satu jalan keluarnya.
Mungkin itulah garis
penghubung antara kerupuk satu dan dua bagi saya. Kebingungan, tergopoh-gopoh, gugup akan rasa makanan membuat saya
harus lari ke penambah rasa yang dibuat
dari adonan tepung dicampur dengan lumatan udang atau ikan. Begitu pula
yang saya lakukan saat ini: kebingungan akan tema tulisan menjadikan saya harus
berbicara tentang kerupuk!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar