Sudahi, sudahi!
Tetiba aku ingin sendiri, sehingga menutup seluruh akses menuju ruanganku. Aku enggan direcoki. Aku malas berbasa-basi. Bahkan untuk menjawab tawamu saja aku nyaris tak sudi.
Sudahi!
Abaikan basa-basimu. Katakan seperlunya. Mari kita manfaatkan kemampuan kita dalam menggunakan maksim kuantitas. Sampaikan seperlunya, lantas kujawab sesukaku.
Kita hidup di jaman orang-sokpeduli-dengan-orang-lain. Menganggap segala yang tak kita setujui adalah aib. Sopan santun yang katanya dijunjung tinggi, malah menjadi bumerang bagi diri sendiri. Kemudian, digunakan untuk menjatuhkan orang lain.
Katanya sih, liberal. Tapi segala laku orang lain, dikomentari. Diperkatakan ketidaksetujuannya. Lantas, bagian mana yang liberal? Meski diembel-embeli dengan kalimat, "saya sih tak masalah", yang justru menjadi tanda oposisi.
Aku ragu dengan aroma hidup ini. Wangi, tapi busuk. Bau, tapi merekah. Anjing, tapi kupu-kupu. Gagak, tapi kura-kura. Semua serba tipu-tipu. Dan hari ini, aku hanya sedang butuh waktu untuk memoles ke-muak-an ku.
Ijinkan aku muntah batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar