12 November 2011

Melirik Sebab Ber-Gowes

Sepeda itu menyenangkan, mengasyikkan! :)

Sepeda saya sampai Parangtritis! :D 
Pertama-tama, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya buat nona Letdie dan Ariny yang sudah mengenalkan sepeda (kembali) kepada saya. Berdasarkan cerita hidup saya, terakhir saya menggunakan sepeda secara biasa adalah jaman SD dulu. Jaman SMP sudah tidak pernah lagi yang namanya pegang, apalagi naik, sepeda. Pernah sih, tapi jatuh. Jadi saya sudah merasa aras-arasen mengendarai sepeda untuk hidup saya selanjutnya. #lebay :D
Beneran, yakin, swear!

Pendirian yang mudah goyah itu runtuh sejak saya pindah kos. Bagaimana tidak? Saya tidak mempunyai kendaraan dan jarak kos dengan kampus lumayan cukup membuat kaki ini capek. Oleh sebab ituuu, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang matang dan rayuan-rayuan gombal mereka, tibalah saatnya saya memutuskan untuk MEMBELI SEPEDA.

Saya membeli sepeda itu kalau tidak salah ingat, September 2010. Itu tandanya dia sudah satu tahun bersama saya! Tidak terasa... Ternyata, aku makin cinta, cinta sepeda saya, sepeda  saya yang kucintaa.. (efek iklan Krim Eko*o*i)

Apa yang membuat saya semakin mencintainya?



Yang mana WATAK-mu?


Menurut Gray (2004:60) dalam buku Children Are from Heaven:
Ada empat watak yang berbeda. Adakalanya salah satu watak itu lebih menonjol daripada yang lain. Hal ini bukan berarti pemilik watak itu lebih baik daripada yang tidak memiliki watak yang menonjol dalam dirinya. Karena sesungguhnya tidak ada watak yang lebih baik atau lebih buruk daripada lainnya, hannya BERBEDA.
Keempat watak itu adalah sebagai berikut.
a. Seorang yang sensitif butuh untuk didengar dan dimengerti
b. Seorang yang responsif butuh pengalihan perhatian dan bimbingan
c. Seorang yang reseptif butuh upacara dan irama
d. Seorang yang aktif butuh persiapan dan kerangka


11 November 2011

Don't Disturb My Passion

Postingan ini sebagai akibat dari baca buku macam beginian nih:


Saya senang dengan buku macam itu. Jadi, kalau ada yang pengen memberikan saya sebuah buku, boleh tuh buku-buku semacam motivasi hidup begituan. Hehe, kalau ada.. Kalau gak ada yaa, pasrah atau beli sendiri aja deh. :D

Bicara tentang Passion, apa yang kalian tau?




27 Agustus 2011

Kompleks #2


Sudah baca postingan saya sebelumnya? Kalau belum, silakan cek! :)

Klik postingan di bawah ini, dengan judul Kompleks #1 atau cukup klik di sini.




Kompleks #1

Lama sekali rasanya saya tak memencet tombol keyboard untuk menuliskan uneg-uneg saya. Tentunya sudah banyak sekali yang terlewatkan.

Dari mulai kisah tentang kehidupan saya di Jogja, Pare, hingga di kampung halaman.
Padahal banyak kejadian-kejadian heboh yang terjadi.
Jadi merasa rugi karena sudah membiarkannya pupus terbawa arus. Dan saat ini saya merasa berhutang pada diri saya, untuk segera menuangkannya menjadi paragraf-paragraf terbaik sehingga dapat menjadi dongeng bagi putraku kelak. #eeaa :D
Akan tetapi, lagi-lagi saya dihadang oleh pikiran saya sendiri. Bingung harus memulai dengan kata dari bagian yang mana..

Menimbang, memikirkan, dan akhirnya saya putuskan untuk menuliskan kisah saya secara runtut, tentu saja hanya yang saya anggap istimewa. Nah, kalau saya bilang 'secara runtut', maka kisah istimewa (bagi saya) ini akan saya mulai dari pengalaman saya di Jogja, Pare, dan terakhir Pekalongan. Bismillah, semoga bisa diangkat hikmahnya.
***





20 Juli 2011

-erang

Rapuh. Rembulan tanpa cahaya. Mentari mendingin.
Rintik berangin tak disambut awan. Pohon merajuk rumah bergoyang.
Hening menuntut keramaian. Tanpa sambutan.
Bertotok palu, batu menata diri.
Sedemikianlah.


Kediri, 20 Juli 2011

9 Juli 2011

Care!


Subhanallah, percakapan sore kemarin. Antara saya dan Bapak. Tidak sengaja, sebenarnya. Tiba-tiba saja Bapak bercerita tentang itu. Memang pada mulanya kami sedang berbincang tentang tamu yang datang ke rumah kami siang kemaren. Tidak perlu saya ceritakan panjang lebar tentang tamu itu, ya. Intinya, tamu itu adalah orang yang sedikit kurang waras. Lama bercerita tentang itu, hingga sampailah pada percakapan yang saya maksud. Ohya, ada nama-nama yang saya sensor, sebagai tanda hormat saya menjaga identitas pribadi si pemilik nama. :)

ini bukan gambar tamunya ya :D
... 
BapakEh, Ya. Wingi pas Bapak ning SMA *tiiit* ketemu karo Pak C. Ndeknen cerita karo Bapak. Jarene, Pak C tau ngongkon bojone mbungkusne sego jumlahe 4. Pas bungkusan segone wes dadi, Pak C ngubengi kota Pekalongan arep goleki wong edan. 
[Eh, Ya. Kemarin pas Bapak di SMA *tiit* ketemu sama Pak C. Dia cerita sama Bapak. Katanya, Pak C pernah nyuruh istrinya untuk membuat nasi bungkus 4 buah. Setelah bungkusan nasi itu jadi, Pak C keliling kota Pekalongan untuk mencari orang gila]

25 Juni 2011

Teh (dan Laptop)

Minum teh sembari berlaptop atau berlaptop sembari minum teh?




Terserah. Intinya, saya malam itu lagi pingin banget minum yang manis-manis. Setelah dipilih-pilih, dan berhubung saya tidak terlalu suka kopi, akhirnya saya memilih TEH. Sebenarnya pekerjaan penting saya malam itu tentunya bukan minum teh. Jadi, kalau dibilang saya sedang berlaptop sembari minum teh, benar. Tapi tidak salah juga jika dikatakan bahwa saya sedang minum teh sembari berlaptop. Ah, oke. Ini tidak penting. Tidak perlu berlarut-larut. Apapun pendapat anda, saya setuju. :D


Omong-omong tentang keinginan minum teh, saya jadi ingat beberapa tahun yang lalu...

18 Juni 2011

Antara Kuliah dan Kantuk

Gawaaaaat, saya sedang malas mengerjakan soal-soal (lagi). Sebenarnya saya sedang pengen sibuk banget. Tapi entah kenapa, tiap buka buku itu mata ini kok langsung kliyep-kliyep.. :D


Padahal besok senin ujian.. Apa kabar saya lusa, kalau saya malas belajar sejak hari ini? Saya suka mata kuliah itu, jujur. Mengasyikkan. Tak hanya butuh bayangan, tapi juga logika. Mengungkap sesuatu hal yang tidak banyak diketahui orang. Tapi kenapaaa? Kenapa saya selalu ngantuk di ruang kelas ketika diajar tentang teori? Apa karena saya lebih menyukai praktek daripada teori?

17 Juni 2011

Ibuku ke Jogjaaa..

"Kasih Ibu, kepaaada betaa
Tak terhingga, sepanjang maasaa
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari duniaa"


Inget lagu itu kan? :) he, iya. Itu lagu jaman saya muda dulu (haha, jadi serasa sudah tuaa). Saya sebut 'jaman muda' karena sekarang saya udah jaraaaang banget denger lagu itu dinyanyiin dan saya nyanyikan. Kalau ada yang lagi kangen sama ibu, paling-paling yang dinyanyiin lagu pop jaman sekarang, kayak album biru (hadoh, judulnya bener gak ya? :D) dan semacamnya. :) Bahkan pernah saya sempet lupa sama lagu ini dan lagu-lagu pop lainnya, dan nanya sama temen saya, "Eh, lagu-lagu tentang Ibu 'tu apa aja ya?", dan jawab teman saya selalu, "Mm, ini lho. Lagunya *tiiiiiit* (sensor! :D) yang judulnya *tiiiiit* (sensor lagi! :P)"  Selalu begitu. Kenapa saya dan teman-teman saya gak pernah keingetan lagu ini yaa? -___-" Sampe akhirnya saya tiba-tiba inget lagu ini kemaren di kamar mandi! Gara-garanya abis dikasih tau kalau Ibu mau dateng ke Jogja hari ini..

26 Mei 2011

betapa nikmatnya mempunyai kaki..

ya. betapa nikmatnya. baru kurasa setelah kakiku pincang. bengkak sebelah. bikin hidupku kurang sempurna rasanya. baru pincang sebelah saja rasanya sudah tidak bisa 'hidup'. aku tak bisa kemana-mana selain ndekem di dalem kamar kos. hufft, untungnya kamar kosku menyediakan berbagai macam. pingin apapun ada di sana. setidaknya aku tidak perlu ngesot terlalu jauh. selain kalau mau ke kamar mandi, tentunya.


kangen jalan-jalan. haha, hidupku memang penuh dengan kata jalan-jalan. aku pincang begini juga gara-gara jalan-jalan. bikin aku trauma naik motor gak ya? ;D kayaknya enggak. habis jatuh aja aku sempet naik motor (diboncengin tapi, hehe). lah, gimana mau nggak naik motor? kendaraan satu-satunya ketika itu ya cuma motor. bermimpi ada mobil sampai kakiku pincang dua-duanya juga gak bakal ada. tapi gak takut juga kok waktu diboncengin temenku itu. walaupun dalam hati berdoa pelan-pelan, semoga kakiku gak turut 'bergoyang'. haha

24 Mei 2011

jatuh cinta? pernikahan? -__-"

wadeh, saya dikira jatuh cinta. haha. tapi jangan, dia sepertinya sedang mengincar seseorang yang bukan saya. jadi jangan harap! lagian juga, mana mungkin dia mau sama saya yang bentuknya kayak gini? ho, no-no-no.. :D


sebenarnya saya juga gak berharap banyak. gak mungkiiiin. itu mustahiiil. tapi, siapa sangka nanti bakal berbeda? ho, mungkin. tapi tidak untuk kata 'berharap'. saya wanita. saya yang menunggu. dia lelaki. dia yang mencari. kami bertemu, mungkin. kami berjodoh, mungkin. tapi, tidak bertemu dan tidak berjodoh juga mungkin. jadi, tinggal menunggu waktu. dia mendekat, saya terima. dia menjauh, saya juga terima. dia menikah dengan saya, saya ikhlas. dia tidak menikah dengan saya, saya juga ikhlas.

Ketika Saya Jatuh dari Motor..

kakiku bengkak besar sekali. kata orang-orang, kakiku mirip kaki gajah. berhubung sebelumnya kakiku memang kecil. yaa, maklumlaah. namanya juga orang kurus. naah malah sekarang gedenya segede gajah. haha. memang, mudahnya membesarkan kaki! tinggal jatoh dari motor maka jadilah! :D


kejadiannya udah 2 hari yang lalu. lebih tepatnya lagi hari minggu (22/05) kemaren. waktu itu, aku lagi jalan-jalan ke imogiri, bantul. niat utamanya si buat survei tempat reuni. berangkat dari uin jam 09 pagi bareng temen-temen ber-7. aku boncengan sama Bintan pake motornya Emen. tujuan pertama kami adalah kebun buah Mangunan Imogiri. perjalanan masih lancar, bahagia, ketawa-ketiwi, ngobrol sana-sini, gak nyangka bakal ada kejadian miris.


19 Mei 2011

Gara-gara Ketagihan Sari Kurma

Aaaah, aku sedang ketagihan Sari Kurmaaaa... Rasa-rasanya ada yang bisikin kalo aku wajib minum itu sehari sekali. Porsinya yang dimaksud dengan sekali itu adalah tiga sendok makan penuh. Busyeet, gimana mau gak makan teruus aku?


Konon, menurut cerita orang-orang, termasuk Bapak-Ibukku, sari kurma itu punya khasiat. Salah satu khasiatnya itu menambah nafsu makan. Hmm, pantass.. Tiap bangun tidur rasanya lapaarr. Jadi sekarang aku selalu sedia roti tawar di kamar kos. Buat jaga-jaga kalo pagi-pagi buta tapi perut udah kukuruyuk. Dan tak cuma itu, siap-siap aja buat cemilan apapun yang nangkring di kamarku. Bakal lenyap walaupun masih pagi. Eits, jangan salah sangka. Aku tetep makan punyaku sendiri kok. Hehe. Walaupun sekali-dua kali pernah laaah makan jajan punya temen yang ada di kamarku. Tapi tetep pamit kok, nantinya. :D


Khasiat lain sari kurma itu bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Katanya. Kata Pakde-Bude, Paklik-Bulek, Bapak-Ibu, Mbak-Mas, Teman-teman. Yaaa, anggap aja semua bilang begitu. Faktanya, (atau karena sugesti, ya?) setiap virus jahat mulai bekerja di tubuhku, sehari-dua hari mulai berkurang tanda-tanda sakitnya. Setidaknya sakitku hanya sebatas tanda-tanda. Alhamdulillah.. :)

15 Mei 2011

Tentang 'Bidadari-bidadari Surga'



Aku baru saja menyelesaikan buku itu: Bidadari-bidadari Surga. Ya, terlambat memang. Buku itu sudah lahir sejak bulan Juni 2008. Dan sekarang adalah Mei 2011. Ah, itu tak jadi masalah. Yang pasti bagiku, buku-buku Tere Liye menarik dibaca kapanpun dan dimanapun (kecuali kalo ada yang ganggu -bikin buku apapun juga gak menarik dibaca! :D).


Dibaca judulnya, aku kira cerita ini tentang kisah beberapa bocah (karena kata bidadari disebut dua kali, pertanda jamak) yang baik hatinya, santun perangainya, tutur santun peeerangainya. Haha, jadi inget lagu itu. Tau gak? -gak penting lagi-. Bahkan setelah aku sudah membaca dapat setengah tebal buku, membayangkan bahwa bocah-bocah itu nantinya akan menjadi 'bidadari'. Entah bidadari yang seperti apa yang akan Tere Liye maksud. Yang pasti ada hubungannya dengan surga: kematian.

7 April 2011

Si Penakluk Obsesi

Ini adalah kisah teman saya. Teman terdekat saya saat ini. Benar-benar dekat. Bagaimana tidak? Kamarnya disamping kamar kos saya. Satu kampus juga dengan saya. Dan sekarang juga ada di depan saya.
Sebenarnya masih ada satu teman terdekat saya selain dia. Sebut saja dia si Bandit :p. Jadi, ada saya, si Bandit, dan si Tenker. Kami bertiga sering disebut sebagai Geng Kartini. Walaupun sebenarnya kami tidak bermaksud membuat kelompok tersendiri. Tapi ya begitulah, saking seringnya kami bersama, mungkin temen-temen kami terlalu tak rela membiarkan kami tanpa nama. haha
Kenapa Geng Kartini? Karena kami satu kos. Loh? Hanya karena satu kos? Hmm, sebenarnya tidak juga. Tapi bukan juga karena kami semua adalah wanita. Kosan kami bernama Asrama Kartini-kartini, jadi mereka menamainya dengan Kartini.

18 Maret 2011

Ini AIB!

Butet, hari ini aku bangun jam sembilan kurang 10 menit! Sutris. Yaa, walaupun sebelumnya sempet bangun dulu buat sholat shubuh..


Akhir-akhir ini aku udah ndableg lagi. Gila-gilaan lagi.


merubah diri itu wajib hukumnya! apalagi kalo udah ada sangkut pautnya dengan Tuhan Yang Maha Esa tercinta.. Afwan, Gusti.. :(

17 Maret 2011

Bocah . (titik)

ya, sudah ketiga kali ini aku menghapus tulisan tentangmu. kurang pas saja rasanya.


sebenarnya tak ada yang istimewa denganmu. hanya saja, aku merasa berbeda. kau menyapaku dengan cara yang berbeda. walaupun aku tak senang dengan caramu itu. bahkan, saat ini pun aku belum melihatmu sebagai seorang kawan. hanya karena dirimu tak pernah mencoba jujur kepadaku. yaaa, mungkin terlalu takut rahasia-rahasia kecilmu terbongkar.. tapi, bagiku tak masalah. selama rahasia kecilmu itu tak ada hubungannya selain denganku dan kamu.

1 Januari 2011

Peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

Tahun 1908 pemerintah kolonial Belanda membangun badan penerbit buku bacaan yang kemudian diberi nama yaitu Commissie voor de Volkslectuur atau Taman Bacaan Rakyat. Pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit tersebut menerbitkan berbagai macam novel, seperti Siti Nurbaya, buku penuntun bercocok tanam, dan lain sebagainya yang membantu dalam penyebaran bahasa Melayu.

Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo memakai bahasa Indonesia di dalam pidatonya. Hal ini merupakan pertamakalinya di sidang Volksraad, terdapat seseorang yang berpidato dengan memakai bahasa Indonesia.

Tanggal 28 Oktober 1928 Muhammad Yamin secara resmi mengusulkan supaya bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa persatuan Indonesia.

Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru yang diasuh oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Pengasuh majalah ini adalah sastrawan yang banyak memberi sumbangan terhadap perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Pada masa Pujangga Baru ini bahasa yang digunakan untuk menulis karya sastra adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan oleh masyarakat dan tidak lagi dengan batasan-batasan yang pernah dilakukan oleh Balai Pustaka.

Tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah Pemuda, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa Tengah. Kongres ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat, Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara. Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain: mengganti Ejaan van Ophuysen, mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan.

Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang), Jepang melarang pemakaian bahasa Belanda yang dianggapnya sebagai bahasa musuh. Penguasa Jepang terpaksa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi untuk kepentingan penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan, sebab bahasa Jepang belum banyak dimengerti oleh bangsa Indonesia. Hal yang demikian menyebabkan bahasa Indonesia mempunyai peran yang semakin penting.
Tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia dinyatakan secara resmi sebagai bahasa negara sesuai dengan bunyi UUD 1945, Bab XV pasal 36: "Bahasa negara adalah bahasa Indonesia".

Tanggal 19 Maret 1947 melalui SK No. 264/Bhg. A/47, Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Mr. Soewandi meresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti dari ejaan Van Ophuijsen yang sebelumnya berlaku.

Tahun 1948 terbentuk sebuah lembaga yang menangani pembinaan bahasa dengan nama Balai Bahasa. Lembaga ini, pada tahun 1968, diubah namanya menjadi Lembaga Bahasa Nasional dan pada tahun 1972 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Pusat Bahasa.

Tanggal 28 Oktober - 2 November 1954 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres Bahasa Indonesia II ini adalah perwujudan mengenai tekad bangsa Indonesia untuk tetap terus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat menjadi bahasa kebangsaan serta ditetapkan menjadi bahasa negara Indonesia.

Tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia pada masa itu yaitu Presiden Soeharto meresmikan penggunaan EYD atau Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dengan melalui pidato kenegaraan di depan sidang DPR dan dikuatkan dengan adanya Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.

Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa itu menetapkan mengenai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi diberlakukan di Indonesia (Wawasan Nusantara).

Tanggal 28 Oktober - 2 November 1978 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres tersebut untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke-50. Selain telah memperlihatkan kemajuan, perkembangan, dan pertumbuhan bahasa Indonesia, juga telah berusaha untuk memantapkan kedudukan serta fungsi bahasa Indonesia itu sendiri.

Tanggal 21-26 November 1983 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres Bahasa Indonesia IV ini dilaksanakan untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke-55. Dalam putusannya itu disebutkan bahwa pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesiab yang harus ditingkatkan sehingga amanat tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, dimana mewajibkan kepada warga negara Indonesia untuk memakai bahasa Indonesia dengan benar dan dapat tercapai dengan semaksimal mungkin.

Tanggal 28 Oktober - 3 November 1988 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres Bahasa Indonesia V ini dihadiri oleh sekitar 700s pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia serta terdapat peserta tamu dari berbagai negara sahabat. Kongres tersebut ditandatangani dengan dipersembahkannya karya dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada para pencinta bahasa Indonesia di Nusantara, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia serta Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Tanggal 28 Oktober - 2 November 1993 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya yaitu 770 pakar bahasa dari Indonesia dan terdapat 53 peserta tamu dari mancanegara. Kongres ini mengusulkan supaya Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa untuk lebih ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, dan mengusulkan agar disusun Undang-Undang Bahasa Indonesia.

Tanggal 26-30 Oktober 1998 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Dengan diselenggarakannya kongres tersebut guna mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.